Sejalan dengan tren global, BI menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin ke level 4,75 persen. Penurunan ketiga secara beruntun hingga membawa suku bunga ke titik terendah sejak Oktober 2022.
BI menyebut keputusan ini didukung oleh inflasi yang terkendali di 2,31 persen pada Agustus serta stabilitas nilai tukar rupiah. Langkah tersebut juga bertujuan untuk memperkuat pertumbuhan domestik, setelah ekonomi Indonesia tumbuh 5,12 persen (yoy) pada kuartal II 2025, laju tercepat dalam dua tahun terakhir.
Selain itu, pemerintah juga menggelontorkan stimulus fiskal senilai Rp16,23 triliun yang ditargetkan menciptakan 3,5 juta lapangan kerja. Dengan kombinasi pelonggaran moneter global, domestik, dan dukungan fiskal, peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia bertahan di atas 5 persen dinilai cukup terbuka.
Dampak bagi Indonesia
Menurut riset Samuel Sekuritas, kombinasi pelonggaran global dan domestik yang berjalan serentak, ditambah dengan dukungan paket fiskal senilai Rp16,23 triliun yang menargetkan penciptaan 3,5 juta lapangan kerja, akan menjadi bauran kebijakan yang positif untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5 persen.
"Secara keseluruhan, langkah pelonggaran yang ditempuh The Fed dan Bank Indonesia memberikan sinyal positif bagi stabilitas ekonomi dan pasar keuangan," tulis analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi dalam risetnya dikutip Senin (22/9/2025).