IDXChannel - Kota Agats di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan telah sejak lama menggunakan kendaraan listrik dalam mobilitas kesehariannya. Penduduk kota itu, memilih merakit kendaraan listrik sendiri lantaran sulitnya akses terhadap bahan bakar minyak (BBM).
Akademisi Prodi T Sipil Unika Soegijapranata, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno mengungkapkan, pada 2018 setidaknya ada sebanyak 1.280 motor listrik yang berlalu-lalang dan digunakan oleh penduduk Agats.
"Jarang atau bahkan hampir tidak ada penduduk yang menggunakan kendaraan dengan bahan bakar bensin," kata Djoko dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (24/1/2023).
Menurutnya, motor dengan BBM biasanya hanya digunakan oleh pihak kepolisian, sedangkan kendaraan berupa mobil hanya dipakai oleh rumah sakit dalam bentuk ambulans atau mobil pemerintah.
Data Dinas Perhubungan Kabupaten Asmat, hingga November 2018 tercatat 3.154 kendaraan listrik. Terbanyak sepeda motor listrik 3.067 unit. Terdapat 22 pangkalan ojek listrik. Ojek yang beroperasi di Kota Agats menggunakan plat kendaraan berwarna kuning.
Menurut Djoko, kota Agats telah memberikan gambaran bahwa suatu wilayah yang mengalami kesulitan distribusi BBM bisa tetap survive menggunakan kendaraan listrik. Seharusnya pemerintah Pusat dapat memberikan penghargaan bagi Kab Asmat yang sudah membantu mengurangi penggunaan BBM.
Untuk daerah-daerah di Indonesia yang kesulitan distribusi BBM, menurut Djoko dapat mencontoh Kab. Asmat dengan menggunakan kendaraan listrik. Ongkos angkut distribusi BBM dapat dihemat dengan menggunakan kendaraan listrik.
"Sebaiknya mengembangkan kendaraan listrik di daerah yang kesulitan mendapatkan BBM. Kendaraan listrik dapat digunakan untuk transportasi lokal," pungkasnya.
Djoko mengharapkan rencana Kementerian Perindustrian memberikan subsidi mobil hibrid wacana subsidinya sebesar Rp40 juta, mobil listrik berbasis baterai Rp80 juta, pembelian motor listrik Rp8 juta, dan motor listrik hasil konversi sebesar Rp5 juta, sebaiknya tidak diberikan untuk konsumen kendaraan listrik di perkotaan apalagi di Pulau Jawa.
Namun anggaran tersebut seharusnya bisa diberikan ke daerah-daerah yang kesulitan mendapatkan BBM, disarankan warganya menggunakan kendaraan listrik untuk mobilitas lokalnya. Kalau di perkotaan, subsidi kendaraan listrik bisa diberikan untuk membenahi transportasi umum dengan menggunakan bus listrik.
(DES)