Sehingga supply chain bermain di lingkup nasional tanpa tendensi ke impor, konsumsi rumah tangga juga masih baik dengan tumbuh 4,9% dan investasi naik ke 4,2%.
Adapun menurut Prof Ariawan surplus ini ditopang oleh komoditas yang sifatnya nonmigas seperti bahan bakar mineral, lemak minyak hewan nabati, dan besi/baja yang merupakan sektor-sektor cukup penting sehingga bisa mendominasi di neraca perdagangan kita.
"Jadi kalau saya lihat secara umum surplus ini adalah sebagai indikator yang positif karena memang nilai barang dan jasa yang diekspor suatu negara melebihi barang yang di impor dan itu juga menunjukkan bahwa ekonomi di suatu negara punya daya tahan ekonomi yang baik khususnya di Indonesia," ungkapnya.
Meski positif, penurunan surplus secara tahunan ini karena turunnya nilai ekspor dan naiknya impor yang disebabkan karena penurunan minyak dan gas pada pasar internasional.
(SLF)