"Jika ini terus berlanjut, apa yang akan terjadi adalah nilai mata uang yang sebenarnya pada dasarnya akan runtuh. Dan itu dapat menciptakan situasi hiperinflasi yang hanya kita lihat di zaman modern di Afrika sub-Sahara dan Amerika Latin, bahkan mungkin di situasi ala Lebanon," ujarnya.
Sementara, pengiriman kemanusiaan PBB masih mengalir ke negara itu. Selain itu, Qatar akan membantu Taliban membuka kembali Bandara Kabul, yang ditutup setelah pasukan AS menyelesaikan penarikan mereka awal pekan ini. Layanan pengiriman uang Western Union juga telah dibuka kembali untuk bisnis di negara tersebut.
Basu mengatakan, mungkin ada proyeksi yang lebih positif jika negara-negara seperti Rusia dan China mengakui Taliban sebagai pemerintah yang sah dan meningkatkan investasinya di Afghanistan. Hal itu dinilai dapat mengimbangi penurunan bantuan asing.
Namun, mantan pejabat pemerintah Afghanistan Nematullah Bizhan mengatakan Fitch Solutions terlalu optimis tentang situasi politik dan keamanan di negara itu, karena memperkirakan bahwa setelah tiga tahun kondisi akan normal dan ekonomi akan pulih.
Bizhan adalah dosen kebijakan publik dan pembangunan internasional di Australian National University dan penasihat pemerintah Afghanistan, termasuk menjabat sebagai wakil menteri pemuda dan direktur jenderal anggaran di Kementerian Keuangan Afghanistan.