Menurut Dwi, pada Mei 2021, pengguna Twitter di Indonesia mencatat sentimen positif untuk kondisi keuangan pribadi mereka (23%). Sejalan dengan itu, sebanyak 86% orang-orang di Twitter berbelanja online dalam enam bulan terakhir (29% pembeli setia).
"Kebiasaan ini juga membuat 70% pembeli online di Twitter di Indonesia mencari produk/toko baru di ranah online. Hal ini membuka peluang yang lebih luas bagi brand untuk meluncurkan produk dan terhubung dengan audiens mereka," sebutnya.
Konsumen, kata Dwi, berinteraksi dengan iklan/informasi di Twitter lalu berbagi rekomendasi produk/brand dengan konsumen lainnya. Pembeli online di Twitter di Indonesia sangat reseptif dan senang berinteraksi dengan konten terkait belanja online yang mereka lihat di Twitter. Mereka datang ke Twitter untuk berdiskusi dan berbagi informasi mengenai pembelian mereka.
"Sebanyak 31% warga Twitter mengatakan bahwa ulasan di Twitter membantu konsumen memutuskan apa yang akan dibeli. Maka dari itu, penting bagi brand untuk menjadi bagian dari percakapan di Twitter," pungkasnya.
Dwi juga menerangkan bahwa, terjadi peningkatan peluang penjualan melalui percakapan di Twitter. Informasi di Twitter menyebar lebih cepat dan lebih luas. Hal ini terlihat dari pertumbuhan orang-orang yang membicarakan brand di Twitter (1,8x lebih cepat dan 2x lebih banyak orang yang membicarakan brand).