“Orang-orang datang ke Twitter untuk menemukan dan mencari rekomendasi tentang brand tertentu, melakukan review produk melalui utas, serta mendiskusikan produk yang sedang populer atau ramai dibicarakan. Ulasan di Twitter membantu konsumen untuk memutuskan produk apa yang ingin mereka beli. Pandemi telah mempengaruhi pertumbuhan belanja online karena pergeseran perilaku konsumen yang telah menjadikan belanja online sebagai hal yang lumrah, mengingat mereka lebih banyak berada di rumah selama pandemi. Hal ini sekaligus menunjukkan akselerasi belanja online yang meningkat dari tahun ke tahun,' kata Dwi dalam keterangan persnya, Selasa (31/8/2021).
Dwi menyebutkan, saat ini konsumen semakin terbiasa untuk berbelanja online dan mereka sangat menunggu momen Hari Belanja Online Nasional tahun ini. Jumlah pengguna internet di Indonesia menembus angka 202 juta dan hal ini mempengaruhi penggunaan platform digital untuk berbelanja, terutama jelang momen belanja tahun ini.
"Sebanyak 23% pembeli online setia mengatakan, bahwa berbelanja online memberikan mereka pengalaman yang sama dengan belanja di toko offline. Sementara itu, sebanyak 25% pembeli online di Twitter mengatakan, bahwa mereka akan terus berbelanja online, bahkan setelah toko offline dibuka," terangnya.
Berdasarkan survei Twitter, produk perawatan pribadi (50%) adalah yang paling ingin dibeli secara online oleh pembeli online di Twitter di Indonesia. Kemudian perawatan pribadi (50%), pakaian / alas kaki (49%), produk teknologi (33%), kebutuhan sehari-hari (22%), peralatan rumah tangga (21%), obat dan suplemen (14%)
serta produk asuransi (2%)
Kemudian terdapat sentimen positif pada kondisi keuangan konsumen dan hal ini berdampak terhadap kebiasaan mereka berbelanja online.