sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tahan Bunga Acuan, Kebijakan BI Dinilai Bikin Ekonomi ke Depan Jadi Sulit

Economics editor Wahyudi Aulia Siregar
16/12/2021 17:05 WIB
Langkah Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan BI 7 DRR sebesar 3,5 persen tidak banyak mempengaruhi pasar uang. Tapi ada masalah yang menanti.
Tahan Bunga Acuan, Kebijakan BI Dinilai Bikin Ekonomi ke Depan Jadi Sulit. (Foto: MNC Media)
Tahan Bunga Acuan, Kebijakan BI Dinilai Bikin Ekonomi ke Depan Jadi Sulit. (Foto: MNC Media)

Lebih lanjut Gunawan menyebutkan adanya kehadiran Virus Covid-19 varian omicron di tanah air. Pertumbuhan ekonomi bisa tergerus. Kehadiran omicron juga bisa mengurangi efektifitas kebijakan BI dalam menstimulan ekonomi.

"Masalah ke depan itu adalah bagaimana menstimulan ekonomi. Di saat tren bunga murah berakhir, ditambah dengan tekanan ekonomi akibat adanya varian omicron di tanah air. Ditambah lagi besar kemungkinan kalau inflasi di tanah air juga akan meningkat di tahun depan. Sehingga masalahnya kian kompleks, tantangan kebijakan moneter di tahun depan itu jauh lebih berat dibandingkan tahun ini," tegasnya.

Gunawan mengatakan, ke depan harapannya ada di pemerintah. Khususnya terkait upaya yang bisa dilakukan untuk meredam dampak buruk dari omicron itu sendiri. 

Dalam konteks ini jelas BI tidak bisa sendirian. Keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan Covid-19 varian terbaru omicron, akan membuat kebijakan BI menjadi lebih berasa dalam upaya menjaga kestabilan pertumbuhan ekonomi termasuk kinerja mata uang Rupiah.

"Jadi harus ada sinergi, tren bunga rendah sudah akan berakhir. Namun pandemic Covid-19 tidak kunjung usai. Belum lagi dikarenakan adanya kemungkinan US Dolar menguat terhadap mata uang global akibat kebijakan normalisasi The Fed. Untuk satu faktor saja dari The FED sudah sangat menyulitkan semua bank sentral Negara berkembang, tanpa terkecuali BI," pungkasnya.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement