"Kita masih terkendala penganggaran. Karena belum ada pos untuk itu,"kata dia.
Meluasnya penyebaran PMK ini menjadi perhatian serius agar tidak merugikan masyarakat khususnya para peternak. Selain melakukan penutupan pasar hewan oleh untuk meminimalisir penularan PMK, pihaknya juga melakukan pengobatan.
Hanya saja karantina tersebut dilakukan di kandang masing-masing milik peternak karena dia mengakui Dinas Peternakan belum memiliki kandang yang khusus untuk mengkarantina hewan ternak yang terpapar suatu penyakit.
"Kita memang belum ada kandang khusus,"papar dia.
Dua hari sekali mereka menyambangi hewan ternak yang dikarantina di kandang masing-masing. Selain memberi obat, mereka juga mengontrol agar hewan-hewan tersebut tidak dijual oleh pemiliknya.
Untuk mengatasi keterbatasan stok obat dan untuk mengantisipasi adanya peningkatan kasus, pihaknya pun membutuhkan dukungan anggaran tambahan untuk pembelian obat-obatan. Dikarenakan insiden PMK merupakan kejadian tidak terduga.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengakui sudah ada 118 hewan ternak yang diduga terjangkit PMK. Dan yang positif PMK ada 22 ekor di mana saat ini hewan-hewan ternak tersebut menjalani karantina.