Pengambilalihan Taliban kemungkinan akan menggagalkan rencana untuk memulai pasar utang Afghanistan dan memanfaatkan tabungan domestik. Pihak berwenang telah berupaya untuk menerbitkan sukuk perdana pada awal 2022.
Inflasi telah dijinakkan menyusul lonjakan besar harga pangan pada April tahun lalu, tetapi pemulihan permintaan berikutnya dan panen yang lemah diperkirakan akan mendorong harga lebih tinggi. Pejabat DAB Ajmal Ahmady yang telah meninggalkan negara itu, mengatakan melalui Twitter bahwa ia mengharapkan Taliban untuk menerapkan kontrol modal yang lebih ketat dan membatasi akses dolar. "Sementara depresiasi mata uang lebih lanjut akan memicu kenaikan inflasi yang akan merugikan orang miskin karena harga pangan naik," kata dia.
(SANDY)