IDXChannel - Selain restrukturisasi utang PT Garuda Indonesia (Perseeo) Tbk, senilai USD 9,8 miliar atau setara Rp139 triliun, ada sejumlah langkah efisiensi yang akan ditempuh pemegang saham untuk mengurangi beban keuangan emiten dengan kode saham GIAA itu.
Saat ini, beban keuangan Garuda Indonesia mencapai USD 2,8 miliar atau setara Rp 39 triliun. Nilai itu bahkan melewati beban keuangan PT Jiwasraya (Persero) sebesar Rp37 triliun.
Laporan keuangan Garuda yang dipaparkan Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, bahwa emiten mencatat rugi senilai USD 1,33 miliar atau setara Rp 18,95 triliun pada kuartal III-2021. Meski begitu, posisi rugi itu jauh lebih kecil dibandingkan kerugian per Desember 2020 yang tercatat mencapai USD 2,5 miliar atau sekitar Rp 35,62 triliun.
"Relatif menurun signifikan dibandingkan tahun sebelumnya (2020)," ujar Kartika, Kamis (11/11/2021).
Lantas, langkah efisiensi apa saja yang ditempuh pemegang saham untuk menekan beban keuangan maskapai penerbangan pelat merah itu? Berikut MNC Portal merangkum upaya efisiensi yang dilakukan tim Menteri BUMN, Erick Thohir.