Bhima juga menilai bahwa daya beli kelas menengah masih lemah. Apalagi triwulan III-2024 tidak ada "event" yang mampu mendorong konsumsi rumah tangga seperti Ramadan dan Lebaran.
"Sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan adanya pelambatan dari 9,31 persen ke 3,17 persen (year on year/yoy) di Triwulan II sejalan dengan koreksi berbagai harga komoditas termasuk nikel," kata Bhima.
Adapun sektor konstruksi mampu tumbuh 7,29 persen ditopang proyek pemerintah seperti percepatan penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN), sementara sektor real estate hanya mampu tumbuh 2,16 persen yoy.
(NIA DEVIYANA)