IDXChannel - Indonesia tengah mengarah pada kebijakan pembangunan energi terbarukan. Dimana meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) hingga mencapai 23% pada akhir tahun 2025 dan target net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Dalam peta jalan transisi energi menuju karbon netral untuk periode 2021-2060, strategi utama yang akan dilakukan antara lain retirement Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) secara bertahap, pemanfaatan kompor listrik, penghentian impor LPG, peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan khususnya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pemanfaatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, serta pengembangan interkoneksi berupa smart grid atau smart meter.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial mengatakan, tantangan saat ini dalam mencapai target bauran EBT adalah sebesar 66% listrik Indonesia masih disuplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara. Sementara porsi energi baru terbarukan di sektor pembangkit listrik hanya sekitar 13%.
"Pemerintah telah menyusun rencana phase out PLTU batu bara baik dari PLN maupun non PLN berdasarkan kontrak maksimal 30 tahun yang akan digantikan oleh pembangkit listrik tenaga energi baru terbarukan," ujarnya dalam diskusi Akselerasi Pembangunan Energi Nasional 2022, Rabu (24/11/2021).
Ego melanjutkan, saat ini tidak diperbolehkan menambah PLTU baru, kecuali yang telah berkontrak atau telah menjalani proses konstruksi. "Kapasitas PLTU akan bertambah sampai dengan tahun 2026 dan setelahnya direncanakan tidak ada penambahan baru," ungkapnya.