Dari sisi pasokan, lanjutnya, ada masalah struktural. Sementara dari sisi permintaan dengan adanya pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan per kapita.
"Bagaimanapun juga program diversifikasi makanan/pangan itu terjadi secara signifikan terutama kalangan menengah bawah, kalangan atas sumber kalorinya sudah terverifikasi, selalu ada gap antara supply dan demand, makanya kita setiap tahun selalu impor," kata Fadhil.
Di sisi lain, Fadhil mengungkapkan, dalam kurun waktu dua tahun ini, Indonesia mengimpor kurang lebih 3 juta ton beras dan menjadikannya importir terbesar.
Namun, dia berharap adanya terobosan yang cukup mendasar, terutama dari sisi peningkatan produktivitas, salah satunya bisa dihasilkan melalui penemuan dan pemanfaatan bibit atau benih yang memiliki produktivitas lebih tinggi.