IDXChannel - PT MRT Jakarta (Perseroda) bertekad memiliki kecepatan transaksi sistem pembayaran penumpang di tapping gate kurang dari satu detik. Sebab, salah satu isu utama perseroan saat ini adalah masih terjadinya antrean panjang terutama di jam-jam sibuk.
"Harapan kami ke depan, transaksi penumpang pada gate MRT dapat dibaca dengan range waktu 0,5-1,5 detik selaras dengan tiket internal MRT," ujar Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta Farchad Mahfud dalam paparannya di Gedung Transport Hub, Jakarta, Rabu (29/5/2024).
Farchad menuturkan, saat ini ada dua poin tantangan paling penting bagi MRT Jakarta agar bisa menuju sistem pembayaran yang cepat yakni interoperabilitas dan kecepatan.
Dia menjabarkan, interoperabilitas itu dicirikan dengan sistem pembayaran menggunakan open loop atau closed loop. Nah, dalam hal ini, MRT Jakarta masih menerapkan sistem closed loop.
Artinya, sistem closed loop yaitu kartu yang eksklusif diterbitkan hanya untuk digunakan pada transportasi tersebut.
"Kita enggak mau closed loop. Maunya bisa dipakai di mana pun. Agar semua masyarakat dapat menikmati layanan MRT Jakarta menggunakan berbagai macam media pembayaran," katanya.
Lebih lanjut, poin tantangan lainnya yakni soal kecepatan. Bicara soal ini, tidak hanya di MRT Jakarta saja, tapi juga di semua sektor transportasi yang banyak kepadatan penumpang.
"Contohnya, speed ini EMV bauran speed-nya tinggi, tapi interoperability-nya rendah. Makanya MRT Jakarta keluarkan server based payment. Kita ingin payment-nya tidak hanya bisa dipakai di MRT Jakarta," jelasnya.
Sehingga, kata dia, jika kedua tantangan itu bisa dilewati, maka tujuan utama MRT Jakarta adalah mencapai kuadran 4 yakni interoperabilitas rendah dan kecepatan transaksi yang cepat bisa dicapai.
"Nah ini kita harapkan untuk bisa diterapkan," terangnya.
Lebih lanjut, Farchad pun berharap dengan digitalisasi sistem pembayaran ini, MRT Jakarta bisa semakin banyak berkolaborasi dengan semua provider.
Dengan begitu, kata dia, semua masyarakat bisa mencapai dan menikmati kemudahan serta keamanan dalam bertransaksi dengan semua metode media dan model atau media pembayaran yang beragam.
"Tujuannya inklusif, long term, saling bisa cover biaya. Karena bangun transportasi cukup mahal," tegasnya.
Farchad menambahkan, MRT Jakarta ke depannya juga ingin memperbaiki efektivitas pengalaman pelanggan/penumpang terkait sistem pembayaran. Caranya dengan meningkatkan interoperabilitas dan transaksi tanpa gangguan (seamless transaction).
"Kita ingin sebisa mungkin bikin customer nyaman. Yang penting juga kita ingin mengejar kecepatan transaksi. Jadi penting, pursue MRT ke depan agar semua sistem pembayaran yang harus kita upayakan cepat. Harapan semua bisa nikmati dan semua tidak menghasilkan antrean," paparnya.
"Terakhir, kita ingin transaksi inklusif. Sebagaimana arahan BI, kita ingin mengedepankan inklusifitas. Let's the people decide," pungkasnya.
(YNA)