"Kita enggak mau closed loop. Maunya bisa dipakai di mana pun. Agar semua masyarakat dapat menikmati layanan MRT Jakarta menggunakan berbagai macam media pembayaran," katanya.
Lebih lanjut, poin tantangan lainnya yakni soal kecepatan. Bicara soal ini, tidak hanya di MRT Jakarta saja, tapi juga di semua sektor transportasi yang banyak kepadatan penumpang.
"Contohnya, speed ini EMV bauran speed-nya tinggi, tapi interoperability-nya rendah. Makanya MRT Jakarta keluarkan server based payment. Kita ingin payment-nya tidak hanya bisa dipakai di MRT Jakarta," jelasnya.
Sehingga, kata dia, jika kedua tantangan itu bisa dilewati, maka tujuan utama MRT Jakarta adalah mencapai kuadran 4 yakni interoperabilitas rendah dan kecepatan transaksi yang cepat bisa dicapai.
"Nah ini kita harapkan untuk bisa diterapkan," terangnya.
Lebih lanjut, Farchad pun berharap dengan digitalisasi sistem pembayaran ini, MRT Jakarta bisa semakin banyak berkolaborasi dengan semua provider.