Dengan adanya penandatanganan kesepakatan bersama antara Kementan dan BRIN, menurut Arief, nantinya kedua pihak bakal berkolaborasi dalam meningkatkan efisiensi hasil pertanian di Indonesia, melalui penciptaan inovasi di bidang pangan, mulai dari hulu hingga ke hilir.
"Tak hanya inovasi pertanian di hulu, tapi di hilirnya juga. Beliau (kepala BRIN, Laksana Tri Handoko) ber'hutang' pada saya untuk teknologi iradiasi. Saya ingin menggunakan teknologi iradiasi ini untuk memperpanjang shelf life," ungkap Arief.
Menurut hasil penelitian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2021, Indonesia membuang sampah makanan 23-48 juta ton per tahun pada periode 2000-2019, dengan taksiran kerugian ekonomi sebesar Rp213-551 triliun per tahun.
Nilai tersebut setara dengan empat hingga lima persen dari total nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia per tahun.
Salah satu strategi pengurangan food loss dan waste adalah dengan mengembangkan teknologi iradiasi makanan yang saat ini sedang dikembangkan oleh BRIN.