Peringatan otomatis kemudian dikirimkan ke pusat komando untuk dipantau dan digunakan dalam sistem pemeringkatan kinerja pengemudi.
"Ini bukan hanya untuk pemantauan, tapi juga perencanaan. Pengemudi yang paling tidak disiplin bisa diidentifikasi, begitu pula yang memiliki performa terbaik," kata dia.
Tak hanya itu, AI juga digunakan untuk menghitung jumlah penumpang di setiap terminal dan dalam bus melalui data historis. Data tersebut kemudian dimanfaatkan oleh mesin rekomendasi untuk menjadwalkan operasional bus secara otomatis.
Hasil penjadwalan ini kemudian langsung dikirimkan ke unit onboard (OBU) di masing-masing bus.
"Jadi berdasarkan itu, semuanya jauh lebih efisien. Dengan cara itu, kami berhasil mengurangi dan berpotensi mengurangi lebih jauh subsidi yang diberikan oleh pemerintah Jakarta, karena Jakarta pada dasarnya dimiliki oleh pemerintah Jakarta. Dengan cara itu, ada efisiensi bus yang sangat besar yang berhasil kami kurangi dengan menggunakan AI," kata dia.
(NIA DEVIYANA)