Seperti diketahui, ketika periode pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin, melarang ekspor tambang mineral mentah. Kebijakan tersebut berdampak paniknnya sejumlah negara karena kehilangan pasokan bahan baku mineral dari Indonesia.
Namun, ketegasan pemerintah membuat investor-investor asing memindahkan investasinya dengan membangun pabrik smelter di Indonesia. Pabrik smelter ini mengolah mineral mentah menjadi mineral setengah dan jadi.
Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, saat ini sudah terpasang dan beroperasi sebanyak 19 smelter. Tahun ini ditargetkan empat pabrik smelter beroperasi. Pemerintah menargetkan sampai 2024 akan ada 53 smelter yang beroperasi untuk mengolah mineral mentah.
Masih ingat juga ketika Presiden Jokowi melarang ekspor bijih nikel 1 Januari 2020. Banyak negara yang menentang terutama dari Uni Eropa. Bahkan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengajukan gugatan atas keputusan Jokowi tersebut.
Ketegasan pemerintah tersebut membuahkan hasil, karena perusahaan China, China Contemporary Amperex Technology (CATL), akan investasi sebesar USD 5,2 miliar atau sekitar Rp 73 triliun untuk membangun pabrik baterai litium di Indonesia.