Apa yang dialami Poniman, juga dialami oleh Musripah menyatakan, kesedihannya setelah hampir tiga hektar kebun cabainya tertimbun material erupsi. Ia menunjukkan kebun cabai rawitnya tak jauh dari rumah yang terkubur.
Perempuan berusia 53 tahun ini bercerita, bahwa bagian bawah yang dipasang garis polisi dulunya adalah perkebunan dan persawahan milik warga. Tetapi kini area perkebunan warga itu semuanya berubah tertimbun material dengan kedalaman mencapai 30-50 meter.
"Ini dulunya enggak segini (kedalamannya) dalam terus ini area perkebunan sekarang jadi terkubur. Semuanya hancur termasuk cabai saya," ungkap dia.
Dirinya menuturkan, pada Sabtu paginya ia sempat melihat kebunnya dan memprediksi akan panen dalam waktu dua tiga hari ke depan. Beberapa cabai bahkan telah ranum dan siap dipetik sehingga ia memutuskan memetiknya terlebih dahulu.
"Ada yang sudah dipanen tapi nggak banyak, karena masih ada yang di pohonnya. Jadi sudah hijau-hijau siap panen, tapi enggak tahunya kena (letusan) Semeru," ucap Musripah, sambil sesekali mengelap air matanya dengan jilbab yang ia kenakan.