Tjahjo memastikan bahwa pemerintah berani bersikap dalam menentukan siapa kawan dan siapa lawan. Apalagi radikalisme dan terorisme ini ada yang perorangan maupun kelompok. Selain itu, ada yang terang-terangan atau sembunyi-sembunyi menyebar masalah radikalisme teroris.
“Termasuk di eselon II, eselon I, keluarganya yang berbau ini, atau suka buka medsos, di drop. Karena bukti aplikasi, rekam jejak media di hp nya semua bisa terdata dengan baik,” ujarnya.
Dia menyebut bahwa hampir setiap bulan ada ASN yang diberhentikan karena terlibat masalah radikalisme dan terorisme.
“Di tantangan pertama. Hampir setiap bulan kami mengeluarkan SK ASN yang kita berhentikan karena terpapar radikalisme terorisme,” pungkasnya. (TIA)