"Kami ingin merevitalisasi koperasi pangan yang sudah eksis seperti Koperasi SAE Pujon ini. Saya kira sudah berdiri sejak 1962, saya kira ini penting untuk kita revitalisasi," ungkapnya.
"Arahan presiden, kita ingin memperkuat koperasi di sektor pangan. Ini bagian dari upaya untuk memperkuat kedaulatan pangan kita. (Koperasi) SAE Pujon ini nanti koperasi akan memang memerlukan revitalisasi. Modernisasi produksi dengan ekosistem yang lebih kuat, dan kita ingin jadi pilot project untuk modernisasi koprasi sentra produksi ini," paparnya.
Apalagi dikatakan Teten, proses produksi susu sapi yang menjadi komoditi utama koperasi mulai mengalami penurunan karena beberapa faktor, mulai dari indukan sapi yang kurang produktif hingga peralatan yang masih perlu dilakukan modernisasi.
"(Koperasi SAE) Pujon kan termasuk koperasi yang sudah tua. Yang sudah punya pengalaman panjang, survive juga. Tapi kan mestinya ini terus tumbuh. Tadi kalau dirata - ratakan 11,5 liter itu sebenarnya kurang produktif. Produktifnya 15 - 20 liter, karena itu program merekauntuk mengajukan peningkatan kualitas pakan, peremajaan bibit yang jauh lebih produktif," jelasnya.
Ia menambahkan, dana stimulus ini nantinya bakal digunakan koperasi untuk beberapa hal operasional koperasi, mulai dari peremajaan indukan sapi, peremajaan infrastruktur untuk menopang produksi susu, peningkatan kualitas pakan, dan modal kerja dari koperasi SAE yang komoditas utamanya produksi susu sapi perah.