Saat ini dengan kapasitas 672 MW, PGE sebagai bagian dari Sub Holding Pertamina PNRE telah berpartisipasi mengurangi 3,6 juta ton CO2 per tahun.
Hingga saat ini, PGE setidaknya mengelola tujuh proyek dalam kerangka Clean Development Mechanism (CDM), enam di antaranya terdaftar di United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCC).
Terkait dengan optimasi sumber daya domestik, lanjut Sentot, keberadaan PGE dari sisi ekonomi makro telah berkontribusi terhadap penghematan devisa. Sejak tahun 1997, Indonesia harus mengimpor minyak karena produksi dalam negeri tidak cukup memenuhi konsumsi yang terus meningkat. "Beroperasinya PLTP secara tidak langsung berkontribusi terhadap penghematan cadangan devisa migas," katanya.
Sentot menjelaskan, dengan kapasitas nasional PLTP Indonesia sebesar 2.130,6 Megawatt, berarti setara dengan 100,778 Barrel Oil Equivalent Per Day (BOEPD) yang jika digenapkan satu tahun menjadi 36,78 juta Barrel Oil Equivalent. Jika diasumsikan harga satu barel minyak USD50, devisa yang bisa dihemat selama setahun dari keberadaan PLTP sebesar USD1,84 miliar.
"Dengan perhitungan yang sama, PGE dengan 672 MW nya memberikan kontribusi penghematan devisa USD580 juta per tahun," jelas Sentot.