“Sekarang bayarnya mahal Rp750, memang kelestarian budaya. Tapi itu sangat tidak tepat, dari Rp50 sampai Rp750 layanan yang diterima oleh pengunjung apa saja? Beda misalnya di negara lain misalnya Mesir masuk pyramida itu dulu saya ke Mesir. Ada pertunjukan ada yang bisa saya tonton, ada kualitas,” tambahnya.
Jika alasannya untuk konservasi, itu tak dibenarkan karena hal tersebut telah dibiayai dan diurus oleh Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Dananya itu sudah cukup besar, ada Badan TWC atau Badan otoritas borobudur yang mengurusi taman wisata candi borobudur maupun prambanan jadi sebenarnya itu sudah diurusi,” ujarnya.
“Sekarang apa yang didapat kalau misal bayar Rp750 Itu. Sebanding apa tidak jadi ini juga masih belum masuk akal. Kalau dengan harga yang lama cukup kenapa harus dinaikan? Kalau pembatasan kan bisa dibatasi lewat online bukan masalah uangnya, kalo sebanding ya oke,” tandasnya. (TYO)