"Untuk saat ini, riset pemurnian kedelai Mallika ini baru pada tahap uji adaptasi dan ujian potensi pada musim penghujan dan kemarau dengan menghasilkan rata-rata produksi 5- 6 ton per hektar,” kata Tri Harjoko dalam keterangan tertulisnya, Senin (16/5/2022).
Ia menjelaskan potensi produksi ini melampaui dari kemampuan kedelai hitam sebelumnya yang hanya mampu menghasilkan 2,7 ton per hektar dan rata-rata produksi kedelai nasional yang mencapai 1,3 hingga 1,7 ton per hektar. Keunggulan lainnya, baik ditanam di musim penghujan maupun kemarian produksinya tidak ada perbedaan.
“Potensinya bisa tiga kali lipat dari nasional. Kita hanya butuh konsistensi dengan varietas unggul dari sisi produksi,” jelasnya.
Tri menargetkan dua tahun ke depan hasil dari turunan Mallika bisa menjadi varietas baru setelah Mallika diluncurkan pada tahun 2007 sebagai varietas baru dari kedelai hitam yang dihasilkan oleh tim UGM. Untuk menjadi varietas baru, selain ada uji produksi polong dan uji adaptasi di beberapa lokasi, perlu uji fisiologi untuk mengetahui kadar protein dan kadar lemak yang setara dengan Mallika.
“ Target kita peluncuran varietas baru bisa dilakukan dua tahun ke depan dengan potensi per hektar di atas 6 ton,” paparnya.