"Tekanan aliran keluar neto investasi portofolio juga mulai berkurang seiring dengan arus masuk di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang mulai berlangsung sejak pertengahan triwulan IV 2022. Selain itu, transaksi investasi lainnya mengalami penurunan defisit antara lain disebabkan oleh penarikan penempatan swasta di tengah peningkatan kewajiban pembayaran utang luar negeri," ungkap Erwin.
Sementara itu, transaksi modal dan finansial tahun 2022 mencatat defisit USD8,9 miliar seiring dengan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. Dengan perkembangan tersebut, NPI secara keseluruhan tahun 2022 kembali membukukan surplus sebesar USD4,0 miliar, setelah pada tahun sebelumnya mencatat surplus USD13,5 miliar.
Posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2022 tetap kuat yakni sebesar USD137,2 miliar atau setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional.
"Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal," pungkas Erwin.
(SLF)