sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Transisi ke Energi Bersih, Pertamina Gandeng Astra hingga Jababeka

Economics editor Viola Triamanda/MPI
31/08/2022 10:57 WIB
Pertamina menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan untuk melakukan transisi energi bersih dan mengejar target penurunan emisi 29 persen di 2030.
Transisi ke Energi Bersih, Pertamina Gandeng Astra hingga Jababeka (FOTO: MNC Media)
Transisi ke Energi Bersih, Pertamina Gandeng Astra hingga Jababeka (FOTO: MNC Media)

Arifin mengaku senang dengan adanya kemitraan dan kolaborasi yang terbentuk di bawah payung pertemuan internasional B20 ini. Dia mengatakan, tantangan dengan penerapan teknologi rendah karbon harus ditangani bersama antara negara maju dan negara berkembang.
 
 Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, kerja sama ini dilandaskan akan tingginya permintaan energi terbarukan dan bahan bakar rendah karbon yang diperkirakan akan meningkat untuk memerangi peningkatan emisi gas rumah kaca dari bahan bakar fosil. Industri Minyak & Gas menyumbang lebih dari 40 persen dari total emisi GRK global, sehingga memainkan peran penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
 

"Akibatnya, ada kebutuhan untuk mempercepat transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan dan bahan bakar rendah karbon. Penggerak pendukung diperlukan untuk menjawab tantangan dalam mempercepat transisi energi," kata Nicke.

Lebih lanjut dia menambahkan Pertamina sebagai salah satu BUMN energi terbesar di Indonesia menunjukkan kontribusinya dalam mendukung komitmen pemerintah untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian Paris. 

Untuk itu, kolaborasi yang terbentuk di bawah payung B20 antara Pertamina dengan negara-negara mitra anggota G20 dalam pengembangan bersama beberapa teknologi rendah karbon akan memainkan peran kunci dalam transisi energi. Ini termasuk PV solar panel untuk klaster industri hijau, pemanfaatan limbah kelapa sawit untuk bioenergi, dan pemanfaatan dan penyimpanan penangkapan karbon.
 
"Ini adalah kolaborasi antara perusahaan, dan negara, dan yang paling penting adalah kolaborasi antara umat manusia untuk berkontribusi dalam tindakan nyata dan nyata untuk mencapai tujuan konsensus menyediakan akses yang adil ke energi berkelanjutan dan melindungi iklim kita untuk generasi yang akan datang," tutup Nicke. (RRD)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement