IDXChannel - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) melalui program insentif biodiesel telah menyalurkan dana sebesar Rp51,86 triliun untuk menutup selisih harga biodiesel sejumlah 9,18 kiloliter (KL) di tahun 2021.
Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman mengatakan, program insentif biodiesel dilakukan untuk menjaga stabilitas harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), mendorong kemandirian dan ketahanan energi nasional, pengurangan emisi gas rumah kaca dan penghematan devisa yang berasal dari berkurangnya impor solar.
"Mandat yang diberikan kepada BPDPKS ini untuk menutup celah. Ada suatu gap antara harga biodiesel dan harga solar. Celah ini yang harus ditutup oleh BPDPKS yang kita sebut dengan insentif biodiesel," ujarnya pada konferensi pers di Jakarta, Selasa (28/12/2021).
Dia melanjutkan, harga biodiesel sesuai dengan harga yang ditetapkan ESDM mencapai Rp13.746 per liter. Sementara harga solar berada dikisaran Rp8.263 per liter. "Memang gapnya cukup besar sehingga dana yang harus disiapkan BPDPKS relatif cukup besar dibandingkan program-program lain," ungkapnya.
Sejak diimplementasikan tahun 2015 hingga 2021, BPDPKS telah menyalurkan volume biodiesel sebesar 33,07 juta KL dengan dana yang telah disalurkan oleh BPDPKS untuk menutup selisih antara harga biodiesel dan solar mencapai Rp110,5 triliun. Adapun penghematan devisa akibat tidak perlu impor bahan bakar minyak jenis minyak solar sebesar Rp209,62 triliun dan pengurangan emisi gas rumah kaca sekitar 49,45 juta ton CO2e.