"Lalu kami melakukan yang paling penting dari konsep kami adalah revenue base financing atau pendanaan berbasis pendapatan. Jadi usaha dari UMKM itu dapat berjalan lurus dengan pertumbuhannya," jelasnya.
Kemudian yang terakhir menurutnya, pihaknya tidak membutuhkan kolateral atau jaminan untuk UMKM.
"Untuk UMKM kami hanya membutuhkan rekening koran dan laporan keuangan selama 6 bulan terakhir. Jadi dari sana saja kami sudah melihat beberapa poin atau parameter dalam assessment-nya," terang Fachri.
Menurutnya, Jenfi memberikan pinjaman pendanaan dengan rentang sebesar Rp100 juta sampai dengan USD1 juta.
"Untuk saat ini dari awal kami launch di Juni itu sudah ada ratusan UMKM dan startup di Indonesia. Besaran dana mungkin sudah mencapai USD3 juta," pungkasnya. (FAY)