Usai Dilanda Kasus Korupsi Rp22,7 T, Keuangan Asabri Kini Mulai Membaik

IDXChannel - Kinerja keuangan PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) (Persero) mulai menunjukkan perbaikan sepanjang 2021, usai perusahaan ini harus menerima kenyataan keuangan perusahaan dikorupsi hingga negara rugi Rp22,7 triliun.
Bahkan Asabri tercatat masuk 10 BUMN yang berhasil mencatatkan laba terbesar selama tahun lalu.
Merespon hal tersebut, anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade menyebut terjadi perbaikan kinerja yang signifikan di internal Asabri yang sebelumnya terpuruk akibat kasus tindak pidana korupsi pengelolaan keuangan dan dana investasi.
Bahkan, Andre mengklaim perbaikan kinerja Asabri menjadi bukti nyata kinerja Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Menurutnya, Asabri yang disupervisi Kementerian Pertahanan dan Kementerian BUMN dari perusahaan yang merugi Rp 5 triliun dalam 5 tahun terakhir, saat ini mencatat untung Rp 8 triliun.
"Saat ini kita bisa menyaksikan untung Rp 8 triliun, berarti ini sekali lagi, tadi saya sampaikan di depan Pak Erick, Pak ini bentuk kerja nyata Menteri Pertahanan Pak Prabowo Subianto dan Pak Erick Thohir sebagai Menteri BUMN di bawah Kabinet Presiden Jokowi. Ini yang dibutuhkan rakyat pak, kerjan nyata dan hasilnya konkrit," ujar Andre saat rapat dengar pendapat dengan manajemen Asabri, dikutip Rabu (26/1/2022).
Posisi ekuitas Asabri hingga 31 Desember 2021 minus Rp 4,7 triliun. Jumlah itu membaik dibandingkan dengan periode yang sama 2020 yakni sebesar 13,3 triliun.
Untuk solvabilitas perusahaan hingga akhir 2021 tercatat minus 209 persen. Angka ini cukup membaik dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yakni minus 819 persen. Angka solvabilitas ini pun masih jauh dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengharuskan mencapai 120 persen.
Sidang Putusan Kasus Korupsi Asabri
Direktur Utama Asabri Wahyu Suparyono mencatat, perbaikan di sisi ekuitas dan solvabilitas perseroan mengindikasikan adanya perbaikan kinerja keuangan perusahaan.
"Posisi sampai 31 desember 2021 ini masih unaudited, pemeriksaan masih berjalan ekuitas sudah semakin membaik dengan aset Rp 34 triliun yang kami kelola sekarang modal ekuitas-nya sudah negatif Rp 4,7 triliun, solvabilitas 209 persen. Dimana tahun 2020 solvabilitas masih berada pada 819 persen minus," ujar Wahyu. (RAMA)