Dia mencatat, harga beras di negara lain masih melonjak naik. Hal ini diyakini akan berdampak pada harga beras di dalam negeri.
Selain itu, Indonesia juga masih membukukan defisit produksi beras karena penundaan masa panen raya.
“Kami berargumen bahwa relaksasi HET itu adalah bagian dari tidak hanya melihat harga di dalam negeri, tapi di luar juga, sebenarnya harga-harga itu uda lebih tinggi. Harga beras misalnya, kan di global terjadi kenaikan juga karena supply chain-nya defisit,” paparnya.
Kendati adanya potensi over inflation, Roy berharap pemerintah kembali menerapkan relaksasi HET beras. Pelaku usaha, kata dia, berharap relaksasi perlu untuk dikaji, dipelajari, dan diobservasi.