Sementara itu, pembiayaan yang berasal dari pinjaman realisasinya mencapai Rp18,2 triliun atau melonjak 159,7 persen dibandingkan Oktober 2022 senilai Rp7 triliun.
Bendahara negara itu melanjutkan, pemerintah baru-baru ini mengeluarkan surat berharga negara dalam bentuk sukuk sebesar USD2 miliar. Penerbitan sukuk ini diterima dengan baik padahal diterbitkan di tengah kondisi pasar yang cukup volatile.
"Global sukuk kita yang kita terbitkan USD2 miliar yang kita terbitkan minggu lalu. USD1 miliar adalah untuk tenor 5 tahun yield yang kita bayarkan adalah 5,4 persen," tutur Menkeu.
Sementara USD 1 miliar lainnya untuk tenor 10 tahun, yield yang dibayarkan 5,6 persen. "Ini semua adalah green sukuk bond, subscribe-nya 2,8 kali. Artinya kita oversubscribe," ujarnya.
(FRI)