"Nanti kita semakin tajamkan konsep pengelolaan pariwisata yang terintegrasi dengan konservasi, termasuk aspek spiritualnya hingga nanti disaat kita umumkan nanti berapa kapasitas yang boleh, baik sampai ke atas (Candi) dan sebagainya," kata dia.
"Kita sedang diskusi dengan konsultasi dengan konservasi di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, termasuk juga dengan Unesco, kita mulai programing agar ini benar-benar menjadi wisata yang komprehensif, tetapi juga menjaga keutuhan heritage-nya sendiri," lanjutnya.
Senada, Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney, Maya Watono, mengatakan penataan kembali kawasan Candi Borobudur menjadi katalis atas posisi aset peninggalan Dinasti Syailendra itu.
Dia mengaku Kementerian BUMN dan InJourney sudah memiliki remapping kedepannya. "Iya ada penataan kawasan, jadi memang perayaan ini menjadi katalis dari positioning borobudur ke depan akan kira remapping. Jadi pak tiko sudah disampaikan heritage, spiritual, education, dan conservation, and off course economic impact," ujar Maya.
(SAN)