IDXChannel - Terkait krisis gagal bayar yang dialami raksasa properti China Evergrande, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyampaikan terdapat beberapa jalur transmisi risiko yang dapat dilakukan agar krisis yang dialami perusahaan properti asal China tersebut tidak sampai ke Indonesia.
Pertama, jalur transmisi risiko dari finansial. Menurut Bhima, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan pemerintah perlu melakukan pendataan atau melakukan stress test terhadap beberapa perbankan dan lembaga keuangan yang memiliki afiliasi baik langsung maupun tidak langsung terhadap pembiayaan di Evergrande.
"Nah, ini bisa meminimalisir dan mengantisipasi dampak transmisi krisis ke sektor keuangan," ujar Bhima kepada MNC Portal Indonesia, Kamis (23/9/2021).
Kedua, Bhima menyebut pemerintah perlu memerhatikan jalur transmisi antisipasi terhadap ekspor dan impor. Dia beralasan, properti berkaitan dengan bahan baku material yang sebagian di ekspor dari Indonesia, terlebih China merupakan salah satu tujuan ekspor yang sangat besar kontribusinya.
"Sehingga perlu dilakukan pendataan dan antisipasi dari sisi ekspor, perusahaan-perusahaan mana yang berkaitan dengan suplai bahan baku ke Evergrande yang akan terdampak," kata dia.