IDXChannel - Krisis keuangan yang dialami grup properti terbesar di China, Evergrande, telah menimbulkan gejolak terhadap perekonomian dunia. Meski belum terdampak signifikan, namun pasar modal Amerika Serikat, Asia dan Eropa mengalami koreksi.
Krisis tersebut mengingatkan kembali ketika dunia pernah dilanda kondisi serupa pada 2007-2008. Melansir informasi yang ada dalam buku pegangan (handbook) Bappenas tahun 2009, krisis keuangan AS bermula ketika munculnya krisis kredit perumahan di negara adidaya itu.
Kondisi ini terjadi akibat kredit macet yang diakibatkan gagal bayarnya sejumlah kreditur atas pembelian properti, ataun dikenal sebagai housing bubble. Tentunya Amerika Serikat adalah negara yang parah terkena dampaknya.
Menilik ke belakang, AS sudah menetapkan UU tentang perumahan atau Mortgage di tahun 1925. Adapun peraturan itu sangat berkaitan erat dengan kredit kepemilikan rumah yang meringankan debitur dan juga berkaitan dengan sektor properti.
Saat AS sedang mengalami kenaikan harga properti besar-besaran, kemudahan pemberian kredit tersebut tetap berjalan. Ditambah, beragam lembaga keuangan pemberi kredit properti memberikan kesempatan kredit kepada mereka yang sebetulnya tidak layak mendapat kredit. Artinya, kredit disalurkan untuk masyarakat yang kemampuan ekonominya kurang baik.