Sehubungan dengan itu, Fajri menerangkan jika kasus dari virus Langya belum ada yang mengalami gejala berat hingga kematian. Dugaan pertama berasal dari hewan tikus, hal ini diketahui dari sekitar 27% dari sampel penelitian.
"Masih diteliti ya, namun bisa saja mungkin ini virus dari Curut ya sejenis tikus karena dari sampelnya 27% itu dari Curut. Kita belum tahu apakah benar (pasti) sumber utamanya dari tikus? atau ada hewan lain atau perantara, tapi ada dugaan bahwa penularannya perantara dari itu (Curut)," jelasnya
Melansir dari Nature yang menjelaskan para peneliti tidak menemukan bukti kuat penyebaran LayV di antara orang-orang. Juga tidak ada pada kelompok kasus dalam keluarga yang sama, dalam rentang waktu yang singkat atau dalam jarak geografis yang dekat.
“Dari 35 kasus, tidak ada satu pun yang terkait,” kata Linfa Wang, seorang ahli virologi di Duke National University of Singapore Medical School di Singapura, dikutip Senin (15/8/2022).
(FRI)