Komentar mereka sejalan dengan temuan studi Imperial College London, yang mengatakan, risiko infeksi ulang akibat Omicron lima kali lebih tinggi dan tidak menunjukkan tanda-tanda lebih ringan daripada Delta.
Sementara itu, Pakar WHO Abdi Mahamud menambahkan, "Meskipun kami melihat pengurangan antibodi netralisasi, hampir semua analisis awal menunjukkan kekebalan yang dimediasi sel-T tetap utuh, itulah yang benar-benar kami butuhkan."
Namun, menyoroti betapa sedikit yang diketahui tentang bagaimana menangani varian Omicron, Swaminathan juga mengatakan, "Tentu saja ada tantangan, banyak monoklonal tidak akan bekerja dengan Omicron."
Indonesia sendiri sudah melaporkan dua kasus meninggal dunia pasien Omicron. Ini menandakan bahwa varian Omicron benar-benar tidak bisa dianggap remeh atau dinilai lebih ringan dibandingkan varian sebelumnya.
(NDA)