Dia menuturkan sudah 30 tahun lamanya menekuni profesinya sebagai tukang sol sepatu, sejak dia berhenti menjadi seorang sopir di 1993. Awalnya dia belajar dari pamannya, kemudian setelah dirasa mampu dia membuka sendiri lapak sol sepatunya.
Alasannya pindah profesi dari seorang sopir menjadi pengesol sepatu karena menurutnya lebih bebas waktunya, terlebih menurutnya umurnya sudah tua, lebih memilih untuk beraktivitas yang di dekat tempat tinggalnya saja.
Tarjoko (47), salah satu pelanggan mengatakan, sering membawa sepatu keluarganya untuk disolkan di tempat itu, karena hasil pekerjaanya rapi dan cukup kerap jahitannya (tidak lebar-lebar).
"Sering kemari, ini bawa sepatu anak yang SMP, bagus hasil jahitannya, tidak lebar-lebar, sehingga tidak mudah putus, dan sepatu bisa lebih tahan lama," kata Tarjoko, pria berkacamata asal Pelutan Pemalang itu.
(DES)