IDXChannel – Sumber kekayaan alam Kerajaan Majapahit luar biasa. Kekayaan alam kerajaan terbesar di Asia Tenggara pada masanya ini tersebar dari daratan hingga lautan.
Kekayaan alam Kerajaan Majapahit ini konon membuat seorang bernama Ma Huan yang mengikuti ekspedisi Cheng Ho mencatatkan betapa kayanya negeri ini. Di dalam buku sejarawan Slamet Muljana yang berjudul “Tafsir Sejarah Negarakertagama”, Ma Huan menyebut bahwa Kerajaan Majapahit memang memiliki kekayaan alam luar biasa.
Apa saja sumber kekayaan alam Kerajaan Majapahit? IDXChannel merangkum informasi lengkapnya sebagai berikut.
Deretan Sumber Kekayaan Alam Kerajaan Majapahit
Majapahit adalah sebuah kerajaan besar yang ada di Jawa Timur, Indonesia. Kerajaan ini berdiri sekitar tahun 1293-1527 Masehi. Kerajaan besar ini didirikan oleh Raden Wijaya, menantu dari Kertanegara yang merupakan Raja Singasari terakhir.
Kerajaan Majapahit mencapai puncak kekuasaannya di masa kekuasaan Raja Hayam Wuruk yang memimpin pada kisaran tahun 1350-1389. Majapahit juga menjadi kerajaan bercorak Hindu-Budha terakhir yang berkuasa di Nusantara dan dianggap sebagai monarki terbesar di sejarah kerajaan Tanah Air.
Dalam kitab Negarakertagama disebutkan bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit terbentang luas dari Jawa, Semenanjung Malaya, Sumatra, bahkan hingga ke Papua.
Dilansir dari jurnal berjudul Pelabuhan Sungai Majapahit Abad XIV-XVI, Majapahit disebut berada di wilayah yang secara geografis memungkinkannya untuk menjadi kerajaan agraris dengan kekayaan alam sebagai komoditas utamanya.
1. Pertanian
Di masa kekuasaan Prabu Hayam Wuruk yang didampingi Mahapatih Gajah Mada, Kerajaan Majapahit benar-benar menunjukkan kemajuan luar biasa, terutama dalam hal pertanian. Pada masa itu, penduduk Majapahit memanfaatkan aliran Sungai Brantas untuk menunjang aktivitas pertanian mereka.
Di dalam Jurnal Sistem Perekonomian Kerajaan Majapahit disebutkan bahwa hasil persawahan Majapahit berhasil menjadi komoditas perdagangan antar wilayah hingga antar pulau. Masyarakat Majapahit berhasil melakukan panen padi hingga dua kali setahun dengan hasil beras yang sangat baik dan butiran yang putih kecil-kecil.
Beras hasil pertanian ini dibawa ke Maluku dan diperjualbelikan atau ditukarkan dengan hasil rempah-rempah. Begitupun seterusnya, rempah-rempah ini ditukarkan kembali dengan pedagang-pedagang dari negeri lain. Kerajaan Majapahit pun mendapatkan keuntungan luar biasa dari penguasaan atas perdagangan beras ini.