Ide awal pendirian Brodo berangkat dari ketidaksengajaan. Dilansir dari Finansialku.com (10/7), awalnya Yukka tidak berniat melakoni bisnis sepatu. Dia dan Putera malah berdiskusi mencari peluang usaha kafe, sebab teman-temannya sudah lebih dulu terjun ke bisnis kuliner.
Namun dari perbincangan panjang, keduanya merasa tidak cocok dengan bisnis kuliner. Setelahnya, suatu saat Yukka ingin membeli sepatu baru, namun kesulitan mencari ukuran yang pas dengan kakinya.
Seperti yang diketahui, sepatu-sepatu pria big size model dan mereknya sangat terbatas. Jika pun ada, Yukka tidak suka dengan modelnya. Selain itu, harganya pun mahal bagi mahasiswa seperti dirinya. Sebab sepatu pria big size umumnya didatangkan dari luar negeri.
Dari situ, Yukka yang tengah merampungkan studi di Bandung, pergi ke kawasan pengrajin sepatu di Cibaduyut. Puluhan pengrajin sepatu ia datangi, namun tak ada yang mau menerima orderan sepasang sepatu saja. Para pengrajin itu mau menerima order minimal lima pasang.
Namun Yukka beruntung saat itu, ia menemukan pengrajin yang bersedia menerima pesanan hanya sepasang saja. Yukka akhirnya memesan sepatu pada pengrajin itu. Rupanya, banyak teman kuliahnya yang tertarik.