Nasib Prajogo mulai berubah saat bertemu pengusaha kayu asal Malaysia, Bon Sun On tau Burhan Uray. Pertemuan tersebut membuat Prajogo berkarir di PT Djajanti Group.
Seiring berjalannya waktu, tujuh tahun selanjutnya, pria Malaysia itu mengangkat Prajogo menjadi general manager (GM) di pabrik Plywood Nusantara, Gresik, Jawa Timur.
Masuk tahun 70an, Prajogo Pangestu memulai usaha di bisnis kayu, memakai badan usaha CV Pacific Lumber Coy. Perlahan, perusahaannya berubah nama menjadi PT Barito Pacific Lumber.
Proses tak mengkhianati hasil memang terbukti. Perusahaan Prajogo akhirnya melangkahkan kaki menuju perusahaan terbuka pada tahun 1993, berganti nama menjadi Barito Pacific.
Tak hanya di sektor perkayuan, bisnis Prajogo juga meluas di bidang petrokimia, minyak sawit mentah, hingga properti. Niatan Prajogo memperluas portofolio bisnis terbukti pada 2007 saat Barito Pacific mengakuisisi 70% dari perusahaan petrokimia Chandra Asri.