Hingga Wastum lulus sekolah penerbangan, barulah desanya mencicipi listrik dan telepon. Sejak kecil, Wastum ingin sekali menjadi tentara. Buat penduduk dan anak-anak kampung, kata Wastum, tentara adalah sosok idaman.
“Waktu kecil saya cuma bisa lihat babinsa. Danramil hanya bisa saya lihat waktu 17 Agustusan saja, saya lihat dia (danramil) berdiri di sebelah pak camat saat upacara. Saya jadi pramuka saat itu, gegap gempita mengibarkan bendera, dan hanya bisa lihat itu,” tutur Wastum mengenang masa kecilnya.
Dia mengaku saat itu belum tahu mau menjadi tentara apa, yang Wastum kecil tahu, pokoknya dia mau menjadi tentara. Setelah masuk SMA Taruna Nusantara, barulah dia mengerti bahwa TNI terbagi dalam tiga matra, yakni TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara.
“Awalnya saya mau jadi TNI AD, tapi ternyata hasil psikotes menunjukkan saya lebih cocok untuk masuk ke TNI AU,” lanjutnya.
Kisah Inspiratif Anak Petani: Langgar Aturan Demi Bantu Ayah Garap Sawah
Karena sejak kecil bercita-cita menjadi tentara, Wastum menjalani masa pendidikannya dengan suka cita. Padahal, seperti yang diketahui khalayak umum, pendidikan militer tidaklah gampang. Ada latihan fisik yang berat, belum lagi kedisiplinan yang dibangun dalam ruang lingkup akademi.