Namun Wastum senang-senang saja menjalani. Oleh karenanya, kegiatan baris berbaris ia lakukan dengan penuh kesungguhan. Ia sampai tanpa sadar membuat langkah tegap yang hingga saat ini dicontoh dan dijadikan standar oleh angkatan-angkatan muda di sekolah tarunanya.
Ada cerita menarik saat Wastum masih menjalani pendidikan taruna. Saat pulang ke kampung, peraturan mengharuskan ia tak boleh melepas seragamnya. Namun karena ia melihat ayahnya sedang repot di sawah, Wastum nekat melepas seragamnya demi membantu sang ayah.
“Tidak mungkin saya di kampung, pakai seragam taruna sementara ayah saya pergi ke sawah. Saya anak laki-laki satu-satunya. Akhirnya saya lepas atribut, lalu saya bantu bapak nyangkul di sawah,” tuturnya.
Kisah Inspiratif Anak Petani: Tidak Pernah Memilih Jadi Penerbang Tempur
Wastum sebetulnya tidak pernah memilih untuk menjadi penerbang tempur. Tangannya penuh kapalan lantaran keseringan membantu ayahnya mencangkul. Namun nasib berkata lain. Saat pemilihan berlangsung, hasil tes menunjukkan bahwa Wastum punya bakat dan kemampuan untuk menerbangkan pesawat tempur.
Saat itu Wastum terpilih untuk menerbangkan pesawat F-16, yang saat itu merupakan spesifikasi tertinggi yang dimiliki TNI sebelum pemerintah membeli armada Sukhoi.