IDXChannel—Kisah inspiratif tentang kerja keras kali ini datang dari mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. Ia terjun ke dunia politik puluhan tahun, dan masih aktif mengabdi untuk tanah airnya di usia yang sudah senja.
Mahathir Mohamad nyaris berusia seabad, namun sebelum ia akhirnya turun dari jabatannya, ia tetap bekerja setiap hari dalam 18 jam. Mesti telah lanjut usia, Mahathir masih tampak sehat dan bugar beraktivitas.
Ia dikenal sebagai pemimpin yang berani mengambil kebijakan yang tak populer meski berisiko besar. Ia juga berani bicara apa adanya tanpa tedeng aling-aling. Berani menyampaikan pendapat yang umumnya tak bakal disukai oleh banyak orang.
Seperti tokoh politik pada umumnya, tak semua masyarakat sepakat dengan semua kebijakan yang dibuatnya. Namun, banyak sikap dan keputusan yang diambil Mahathir menuai pujian dari banyak orang.
Seperti apa kisah inspiratif yang dapat diambil dari sosok Mahathir Mohamad?
Kisah Inspiratif Mahathir Mohammad
Mahathir terlahir pada 10 Juli 1925 di Alor Setar, Kedah, Malaysia. Dalam buku yang ditulisnya, ‘A Doctor in the House: Memoirs of Tun Dr. Mahathir Mohamad’, ia mengaku bahwa ayahnya mengganti tanggal lahirnya menjadi 20 Desember 1925 untuk memudahkan pendaftaran sekolah.
Mahathir terpilih dua kali sebagai perdana menteri. Ia pernah menyatakan pensiun pada 2003, namun ia tetap menyuarakan pendapat dalam tulisan-tulisannya pada masa-masa itu. Kemudian ia kembali menjadi sebagai perdana menteri untuk kedua kalinya pada 2018 hingga 2020.
Berani Ambil Kebijakan Tak Populer
Ia pernah mengambil kebijakan yang tidak populer saat ia menjabat sebagai perdana menteri Malaysia. Salah satunya adalah mengurangi sibalus pendidikan agama dalam pendidikan di negaranya.
Dalam tayangan channel Najwa Shihab yang terunggah pada 9 Agustus 2019, Mahathir menjelaskan panjang lebar alasannya mengurangi silabus pendidikan agama. Keputusannya itu kontoversial, mengingat Malaysia sama seperti Indonesia, yakni mayoritas penduduknya adalah muslim.
“Kita dapati bahwa guru-guru ini tidak bertumpu pada ajaran agama yang sunnah. Mereka hanya mengajar tentang fardhu ain. Tetapi tentang cara hidup umat Islam mereka tidak mengajar, sebaliknya kita dakwah Islam adalah sebagai cara hidup,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa tajuk pelajaran yang paling penting adalah tentang cara hidup umat muslim. Tidak hanya berpusat pada tata cara beribadah, namun juga mencakup aspek kehidupan yang luas.
“Bukannya kita nak tepikan agama, tapi kita nak tumpukan pada ajaran agama yang sebenar. Kita pro agama, bukan anti agama,” ungkap Mahathir.
Menggandeng Rival Lawan Penguasa
Saat menjadi perdana menteri sebelum masa jabatannya yang sekarang, Mahathir pernah berpasangan dengan Anwar Ibrahim. Namun saat itu sang wakil terjerat kasus korupsi dan tindakan asusila, sehingga Mahathir menjebloskan Anwar ke penjara.
Keduanya sempat menjadi lawan politik yang saling serang. Namun Mahathir pulalah yang berkontribusi besar untuk membebaskan Anwar Ibrahin dari penjara. Ia kembali menggandeng Anwar untuk melawan Najib Razak.
Dalam tayangan yang sama di Narasi TV, Mahathir menjelaskan alasannya untuk menggandeng lawan politik yang dulu pernah dijebloskannya di penjara. Alasannya hanya satu, yakni untuk menumbangkan Najib Razak.
“Saya terpaksa buat penilaian: mana yang lebih buruk? Perselisihan paham saya dengan Anwar itu perkara kecil berbanding dengan kerusakan yang dilakukan Dato Sri Najib. Jadi lebih baik saya berkoalisi dengan Anwar untuk melawannya,” jelas Mahathir.
Keputusannya ini memang tak lantas disetujui oleh semua warga Malaysia, ada pula yang berpendapat bahwa Mahathir menggadaikan integritasnya sendiri dengan menggandeng kembali Anwar Ibrahim.
Namun demikian, pada akhirnya, koalisi antara Mahathir dengan Anwar membawa hasil akhir sesuai dengan harapannya. Najib Razak berhasil ia kalahkan, sehingga ia kembali terpilih menjadi perdana menteri pada 2018.
Demikianlah kisah inspiratif Mahathir Mohamad, pejabat yang bekerja hingga usia senja demi tanah airnya. (NKK)