Saat bersekolah juga Tung bukanlah anak yang pintar. Dilansir dari biografiku.com (28/2), ia bahkan sempat mengulang kelas empat kali pada kelas tiga SMA. Saat kuliah, ia memutuskan untuk bergaul dengan anak-anak pintar di kampusnya.
Dari situ, ia mulai membehani pola belajarnya, sekaligus meningkatkan prestasi akademiknya. Ia berkuliah di Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Sebelum lulus, ia pernah berdagang emas ke kota-kota di Jawa Tengah. Setelah lulus, ia bekerja di BCA.
Saat itu, Tung lulus sebagai yang terbaik dalam program Management Development Program pada 1992. Ia melanjutkan kariernya di BCA sebagai manajer di kantor cabang Surabaya. Ia berhasil membenahi kinerja kantor cabang hingga menduduki urutan nomor satu se-Indonesia.
Setelahnya, Tung diminta ke Jakarta untuk membenahi kinerja kantor-kantor cabang BCA yang masih mencatatkan kinerja di bawah target. Saat BCA kolaps pada krisis moneter, kantor cabang yang dipimpinnya di Malang malah surplus dana.
Profil dan Perusahaan Tung Desem Waringin: Titik Balik Menjadi Motivator
Hal yang menjadi titik baliknya adalah saat sang ayah jatuh sakit dan membutuhkan pengobatan di Singapura. Uang tabungannya tak seberapa sebab saat itu nilai tukar tengah anjlok.