“Yang penting cepat dulu digas gitu ya, bisa banyak cabangnya bisa menjangkau banyak kota di Indonesia, baru mikir gimana caranya bisa memaksimalkan potensi income,” kata Alim
Dawet Kemayu ini hanya bermodalkan gerobak, peralatan bahan baku dan brosur, karyawan satu orang, yang jika dinominalkan tidak sampai Rp10 juta. Namun karena Alim sudah belajar dari pengalaman bisnis ayam geprek, ia tahu bagaimana cara mempercepat pertumbuhan bisnisnya.
Ia juga belajar dari pengalamannya saat berbisnis ayam geprek. Bisnis itu, kata dia, sangat padat modal. Namun karena ia belum memahami ilmu marketing, bisnis itu kurang berkembang. Oleh karena itu, dengan Dawet Kemayu ia berani memulai dengan modal sedikit, namun mampu menghasilkan penjualan maksimal.
"Digital marketing itu sangat berpengaruh, karena produk kita bakal sampai ke orang lain yang cocok dengan target pasar kita. Tanpa digital marketing kan paling kita hanya nunggu orang datang, kalau dengan digital marketing bisa sampai ke mana-mana," tuturnya.
Salah satu cara agar cepat tumbuh, kata dia, adalah dengan membuka opsi kemitraan. Benar saja, berkat skema kemitraan itu, saat ini sudah ada 384 mitra Dawet Kemayu di pulau Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi.