Awal mula pembukaan, Apique tidak langsung sukses dan meledak di pasaran. Wajar saja, karena Apik sendiri tidak memiliki latar belakang bisnis sama sekali. Usaha binatu dijalankannya dengan meraba-raba.
Apique mulanya sempat tidak laris, karena Apik mematok harga yang kelewat mahal, dan dia sendiri belum pandai memasarkan jasanya. Pemasarannya hanya terbatas kepada rekan kerja dan teman kosnya saja.
Berbekal pengalaman kerjanya di bidang internet, Apik memanfaatkan blog untuk memasarkan jasa binatu. Dari situlah Apique Laundry menemui titik baliknya, karena saat itu orang-orang mulai mengandalkan Google untuk mencari informasi.
Pada bulan kedua setelah Apik memasarkan binatunya di Google, Apique Laundry menuai keuntungan yang cukup hingga mampu membeli mesin cuci kedua. Sebagai tambahan informasi, Apique Laundry menyasar konsumen tipe B.
Yakni tipe konsumen menengah, yang tidak keberatan dengan harga jasa yang lebih mahal, namun mementingkan kebersihan hasil cuci dan ketepatan waktu selesai. Apique sendiri sekarang mematok harga Rp17.000 per kilogram.