Inilah yang membedakan Apique Laundry dengan laundy kiloan lainnya, yang notabene berani memasang harga murah namun dengan kompensasi hasil cuci yang kurang bersih dan bisa saja tidak tepat waktu.
Dalam kanal YouTube Pecah Telur (30/9), Apik mengaku sebenarnya pendapatannya dari gaji pekerjaannya sudah cukup untuk menghidupinya. Namun bisnis binatu ini rupanya membantu perekonomian para karyawannya.
Oleh sebab itu, Apik makin serius menggeluti bisnis binatu ini. Hingga akhirnya Apik memutuskan untuk resign demi mengembangkan bisnis Apique Laundry. Saat ini, Apique Laundry sudah membuka cabang di 300 titik.
Melansir UMKM Indonesia, dari keseluruhan bisnis binatu yang sudah dilakoninya belasan tahun itu, Apik bisa mengantongi omzet hingga sekitar Rp10 miliar per bulan.
Itulah kisah sukses pemilik laundry.
(Nadya Kurnia)