Setiap kali dia mengunjungi warung sari laut, dia selalu bertanya apakah ada pecel lele. Lama kelamaan para pemilik warung mulai menyajikan lele goreng, dari situlah kini banyak ditemukan menu lele goreng di warung-warung makan pinggir jalan di Berau.
“Begitu disediakan akhirnya banyak yang mau juga. Baliho sari laut dulu tidak ada gambar ikan lelenya, tapi alhamdulillah sekarang sudah banyak. Usaha ini dulu dari tidak laku, sampai kekurangan pasokan terus sekarang,” kata Tri.
Saat ini, omzet penjualan lelenya mencapai Rp90 juta satu bulan. Namun tri juga menjual pakan ikan yang dijual sampai ke Kalimantan Utara, nilai stok pakan ikannya mencapai Rp300 jutaan dalam satu bulan.
Dari bisnis ini, Triharjono bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Dia bahkan mampu membiayai istrinya hingga mengenyam pendidikan hingga S3.
Bandar Lele Berau yang didirikan Triharjono menyediakan ikan lele mulai dari bibit, setengah jadi, dan ikan yang siap dikonsumsi. Tri mendesain waktu budidaya agar setiap hari dapat memanen, sehingga permintaan konsumen terus tersedia. Selain budidaya ikan lele, Tri juga membudidaya ikan hias dan tanaman hidroponik.
Itulah kisah sukses pengusaha lele.
(Nadya Kurnia)