sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kisah Sukses Penjual Baju Online, Eks Resepsionis Klinik Bangun Clothing Brand dari Nol

Inspirator editor Kurnia Nadya
05/08/2024 19:57 WIB
Kayla yang mulanya adalah pegawai klinik paru, sukses mendirikan clothing brand-nya sendiri dari nol, dia keluar dari pekerjaannya untuk menggarap bisnis.
Kisah Sukses Penjual Baju Online, Eks Resepsionis Klinik Bangun Clothing Brand dari Nol. (Foto: YouTube/Overthinker Apparel)
Kisah Sukses Penjual Baju Online, Eks Resepsionis Klinik Bangun Clothing Brand dari Nol. (Foto: YouTube/Overthinker Apparel)

IDXChannel—Perjalanan wanita muda bernama Kayla dengan brand Overthinker Apparel adalah kisah sukses penjual baju online. Kayla yang mulanya adalah pegawai klinik paru, sukses mendirikan clothing brand-nya sendiri. 

Wanita muda ini keluar dari pekerjaannya untuk mengembangkan bisnis clothing brand-nya sendiri dari nol. Dia mempelajari cara menggambar design, menyablon kaos, dan mengoperasikan mesin-mesin produksi garment sederhana secara otodidak. 

Clothing brandnya sukses berkat konsistensinya membuat konten untuk menarik engagement konsumen di TikTok. Kayla memanfaatkan digital marketing untuk mengembangkan Overthinker Apparel. 

Dalam kurum 2-3 tahun, clothing brand-nya mulai dikenal banyak orang. Kayla bisa menerima 300 lebih pesanan hanya dalam 30 menit. Namun keberhasilan bisnisnya ini tak lepas dari perjuangan pelaku bisnis kecil pada umumnya. 

Kayla membagikan perjalanan bisnis kecilnya di kanal YouTube resminya, Overthinker Apparel. Dia adalah seorang lulusan fakultas Psikologi, hingga 2019 dia masih bekerja di meja resepsionis klinik paru-paru di AS. 

Namun Kayla merasa tidak puas dengan hidupnya. Dalam konten YouTube-nya, dia mengaku merasa terjebak bekerja dalam pekerjaan yang tidak disukainya hanya demi bertahan hidup. Maka, Kayla mencoba berbisnis kecil-kecilan untuk mengubah nasib. 

Barang pertama yang dijualnya adalah nampak kayu dari Ecopicks. Kayla menghabiskan uang USD500 untuk mengikuti kursus berjualan online dan membeli 1.000-2.000 nampan kayu dari China. 

Kayla memanfaatkan platform Amazon untuk memasarkan produknya. Dia menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mempelajari seluk beluk bisnis e-commerce, belajar mengambil foto produk secara otodidak dengan peralatan seadanya. 

Dagangan nampan kayu itu laris manis, ribuan nampak terjual. Sayangnya, Kayla tidak dapat menyetok ulang barang dagangannya karena terkendala pandemi COVID-19 yang memperlambat alur pengapalan internasional. 

Namun Kayla tidak menyerah, dia mencoba kembali berbisnis online dengan menjual barang-barang lain. Dia mulai memahami cara memasang iklan di Amazon, meskipun pada akhirnya dia mengalami rugi ratusan dolar karena bisnisnya gagal. 

Kisah Sukses Penjual Baju Online, Awal Mula Mendirikan Clothing Brand

Pada 2021, Kayla iseng-iseng belajar menggambar di aplikasi Procreate. Kayla kebetulan senang dengan fashion, akhirnya menemukan hobi baru dari membuat design sederhana. Dia lantas mencoba mencetak gambar-gambar itu ke tas kain dan kertas kemasan. 

Dia belajar menggunakan mesin cetak secara otodidak dari YouTube, lalu membeli mesin-mesin cetak dengan harga murah di Amazon. Dengan coba-coba, Kayla memproduksi kemasan dengan design buatannya. 

Pengusaha online di TikTok mulai memesan kertas dan kantung kemasan dari Kayla, dia mengaku tidak mendapatkan banyak untung, tetapi dia mendapatkan banyak pelajaran soal keterampilan mencetak dan mengoperasikan mesin. 

Banyak kegagalan cetak dia lakukan. Beragam metode pencetakan dia pelajari, mulai pencetakan manual dengan tangan, pencetakan dengan setrika panas, dengan mesin printing, juga dengan mesin heat press. 

Dari situ, Kayla terinspirasi untuk membuka clothing brand sendiri. Pada 2021, Overthingking Apparel akhirnya diluncurkan. Tentu saja, produksinya sangat sederhana saat itu. Kayla hanya memanfaatkan apartemen satu kamarnya untuk ruang produksi. 

Dia sukses mencatatkan penjualan hingga 100 pesanan pada awalnya. Semua produksi, foto produk, dan pembuatan konten TikTok, semua dia lakukan sendiri di apartemennya yang kecil. 

Saat itu juga, Kayla memutuskan untuk berhenti bekerja dari klinik demi menggarap bisnisnya dengan serius. Waktu luang dia habiskan untuk belajar menyablon kaos dan membuat konten. 

Kayla juga masih produksi sendirian. Tag baju, kartu ucapan terima kasih, stiker gratis untuk hadiah pemesanan, semua dibuat dan dicetaknya seorang diri. Meskipun newbie dan bukan lulusan sekolah bisnis, Kayla adalah pebisnis UMKM yang tidak pernah berhenti belajar dan bersedia berproses. 

Dia terus menerus belajar mencari cara untuk mengembangkan branding Overthinker Apparel dan belajar mengemas produk secara menarik untuk memberikan pengalaman unboxing yang unik pada konsumennya. 

Kayla terus mengunggah konten di TikTok dan Instagram untuk menjangkau potensi konsumen yang lebih luas. Pada 2022, tokonya mulai berkembang pesat. Dalam waktu buka toko yang singkat, dia mencatatkan pesanan hingga 300 lebih. 

Dia mulai mengirimkan pesanan dalam jumlah besar, dengan produksi, pengemasan, dan pemrosesan pesanan dilakoninya sendirian tanpa bantuan siapa pun. Dia juga belajar berinovasi dengan membordir design. 

Lagi-lagi, dia mempelajari cara mengoperasikan mesin bordir secara otodidak. Semua peralatan produksinya pun dibelinya dengan cara mencicil. Pada akhirnya, kerja keras dan upayanya untuk berbisnis kecil-kecilan itu membuahkan hasil. 

Saat ini, clothing brand Overthinker Apparel masih eksis. Dengan pengiriman menjangkau ke luar negeri dan produk yang kian beragam. Meskipun kapasitas produksi dan pemrosesannya sangat terbatas, Kayla berhasil mempertahankan bisnisnya dengan baik. 

Dia pernah sepi pesanan hingga tabungannya terkuras, sampai Kayla harus meminjam uang adiknya untuk membayar sewa apartemennya. Namun kini dia mampu pindah di apartemen tiga kamar untuk kegiatan produksi yang lebih legawa. Dia juga mulai dibantu ibunya untuk mengemas barang. 

Itulah kisah sukses penjual baju online, Kayla, yang mulanya bekerja sebagai resepsionis klinik. Kini berhasil mendirikan clothing brand-nya sendiri. 

(Nadya Kurnia)

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement