Dia mulai mengirimkan pesanan dalam jumlah besar, dengan produksi, pengemasan, dan pemrosesan pesanan dilakoninya sendirian tanpa bantuan siapa pun. Dia juga belajar berinovasi dengan membordir design.
Lagi-lagi, dia mempelajari cara mengoperasikan mesin bordir secara otodidak. Semua peralatan produksinya pun dibelinya dengan cara mencicil. Pada akhirnya, kerja keras dan upayanya untuk berbisnis kecil-kecilan itu membuahkan hasil.
Saat ini, clothing brand Overthinker Apparel masih eksis. Dengan pengiriman menjangkau ke luar negeri dan produk yang kian beragam. Meskipun kapasitas produksi dan pemrosesannya sangat terbatas, Kayla berhasil mempertahankan bisnisnya dengan baik.
Dia pernah sepi pesanan hingga tabungannya terkuras, sampai Kayla harus meminjam uang adiknya untuk membayar sewa apartemennya. Namun kini dia mampu pindah di apartemen tiga kamar untuk kegiatan produksi yang lebih legawa. Dia juga mulai dibantu ibunya untuk mengemas barang.
Itulah kisah sukses penjual baju online, Kayla, yang mulanya bekerja sebagai resepsionis klinik. Kini berhasil mendirikan clothing brand-nya sendiri.
(Nadya Kurnia)